Minggu, 18 April 2010

Ketika Kegelisahan Melanda (Revisi)

Oleh Siti Rodhiyah 9A
Pagi itu setelah salat subuh,semua santri mengaji kitab tidak terkecuali Lisa. Lisa adalah salah satu santri Al-falah di Jember.Dia berada di pesantren sejak kelas VII sekarang ia berada dikelas XII. Lisa adalah seorang yang baik hati dan juga lemah lembut. semua santri sangat kagum padanya selain pintar ia juga menghafal Al-qur’an. Lisa menghafal Al-qur’an mulai kelas IX.sekarang ia sudah mendapat 30 juz.selain menghafal al-qur’an Lisa juga menjadi Ro’is pondok.

Suatu hari ro’is pondok disuruh berkumpul untuk diberi pengumuman tentang Khataman. setelah itu Lisa mengumumkan pada seluruh santri,dan ia menyuruh wakil ro’is untuk mendata siapa saja santri yang ikut khataman.usai mendata pengurus pondok menyiapkan semua yang dibutuhkan sebelum khataman.

Pada hari minggu malam senin semua santri yang ikut khataman mengaji pada abah Tapi tidak untuk Lisa,ia tampak gelisah malam itu,entah apa yang sedang ia rasakan.tiba-tiba ada seorang yang mengagetkan Lisa dari belakang ia adalah teman Lisa.ia bernama Aisyah.Aisyah adalah teman sekamar Lisa yang juga menjadi pengurus pondok,Aisyah juga menghafal Al-qur’an.
“Assalamu’alaikum…”Sapa Aisyah,tapi tidak ada jawaban.
Kemudian Aisyah pun langsung masuk kedalam kamar,ia melihat Lisa sedang melamun.
“Hai…ada apa kamu Lis?tanya aisyah pada Lisa
“Eh…anu…!” jawab Lisa dengan gugup
“Anu apa…?
“Tidak apa-apa…”
“Kamu ini kenapa sih Lis,Akhir-akhir ini kok murung ada masalah ya, cerita aja..”
“Aku tidak apa-apa kok”jelas Lisa
“Bener kamu tidak kenapa-kenapa”
“Ya…”

Hari-hari sudah dilewati tidak terasa khataman tinggal besok hari sabtu, semua santri pada hari itu tampak sibuk mempersipkan acara khataman besok.Lisa dan Aisyah juga tampak sibuk mempersiapkan khataman.mareka membantu memasak di dapur.
Setelah selesai memasak mereka mengantarka minum kepada tukang yng menghias tempat untuk khataman.

Hari sabtu sudah tiba inilah saat-saat yang mereka tunggu.Setelah shalat magrib meraka bersiap-siap untuk acara.Lisa malam itu tampak cantik seperti bidadari,tapi ia masih murung.

Semua santri yang ikut khataman sudah siap.Kini waktunya untuk memulai acara.mereka sudah mulai berjalan menuju tempat khataman.Yang berjalan pertama adala peserta juz-ama,sedangkan Lisa berada dibelakang sendiri,ia sebagai peserta bil-ghoib.Setelah sampai ditempat khataman acara langsung dimulai,yang pertama membaca adalah Lisa,ia membaca surat Ad-dhuha,sesudah Lisa adalah Aisyah.Aisyah membaca surat Al-insyirah dan seterusnya.

Acara khataman sudah selesai Lisa menemui keluarganya.Keluarga Lisa bahagai sekali karena Lisa sudah usai khataman dan ia sekarang mendapat gelar HAFIDHOH.Lisa meminta izin kepada ibunya untuk ikut pulang kerumah,tapi ibunya melarang.
“Bu Lisa ikut pulang ya…”
“Memang ada apa kamu mau pulang?”
“Ya untuk sementara waktu Lisa ingin berada dirumah dulu.”
“Tidak usah kapan-kapan saja pulangnya.”
Akhirnya Lisa pun menuruti kata-kata ibunya.

Setelah beberapa hari usai khataman akhirnya Lisa pulang kerumah sesampai dirumah Lisa langsung merebahkan diri diatas ranjangnya.tiba-tiba kumandang adan menggema,itu tandanya sudah masuk waktu maghrib.Lisa kemudian menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Pagi harinya,Lisa berangkat sekolah.Ia juga satu kelas dengan Aisyah,tapi pagi itu Aisyah tidak berangkat sekolah karena sakit.Lisa bingung karena sahabatnya tidak berangkat,padahal ia mau cerita soal kegelisahan hatinya.waktu sudah menunjukkan pukul 13:30 itu artinya waktu murid-murid untuk pulang.Akhirnya pun Lisa memutuskn untuk tidak langsung pulang melainkan kerumah Aisyah untuk menjenguk sahabatnya.

Setelah sampai dirumah Aisyah,Lisa langsung masuk menuju kamar Aisyah karena sudah terbiasa main kerumah Aisyah,jadi Lisa sudah hafal kamar Aisyah.
“Assalamu’alaikum…”
“Wa’alaikumsalam…Lisa ada apa kamu kok kemari?”
“Ya mau jenguk kamu dan aku juga mau cerita masalah yang dulu.”
“Masalah yang mana…”
“Masalah yang waktu di Pesantren itu,waktu kamu lihat aku murung”
“Oh… masalah itu kalo kamu tidak mau cerita juga tidak apa-apa kok.”
“Tidak…begitu malah sebaliknya aku kemari itu mau cerita itu pada kamu”

Lisa kemudian menceritakan masalah yang selama ini ia pendam,waktu itu Lisa disuruh oleh ibu pondoknya untuk mengantarka minum kepada tukang yang menghias khataman.disitu ia bertemu dengan seorang laki-laki,laki-laki itu sangat tampan.Dari situ ia merasakan ada sesuatu kegelisahan.Lisa waktu itu ingin sekali berkenalan dengannya tapi dia takut.Ia merasa sangat menyesal karena tidak berkenalan dengan laki-laki itu.

Setela selesai bercerita,Tanpa sadar Lisa mengeluarkan air mata,Aisyah kemudian menenangkan Lisa.
”Sudahlah Lis jangan kamu pikirkan dulu,sebentar lagi kan kita mau ujian.nanti kalau kamu jodoh sama dia pasti kalian akan bartemu kembali.”
“Ya aku akan coba”
“Kamu harus bisa,mana Lisa yang dulu aku kenal yang tidak mudah menyerah”
“Ya sudah,aku pulang dulu semoga cepat sembuh.Assalamu’alaikum”
“Wa’aliakumsalam,hati-hati ya”

Lisa kemudian berpamitan kepada keluarga Aisyah.Setelai sampai dirumah ia merenungi kata-kata Aisyah.Ahirnya ia mengambil air wudhu supaya hatinya tenang.sehabis mengambil air wudhu,ia langsung menunaikan ibadah salat.selesai salat ia berdo’a supaya dihindarkan dari kegelisahn itu.

Hari-hari Lisa dilewati dengan tenang,Kini tibalah saatnya ujian.Lisa melewati semua mata pelajaran UN dengan mudah.Setelah beberapa bulan akhirnya inilah saat yang mendebarkan,yaitu pengumuman kelulusan.usai pengambilan Lisa langsung menghampiri Aisyah.Menanyakan kepada Aisyah apakah dia lulus atau tidak.
“Bagaimana lulus atau tidak”Tanya Lisa
“Alhamdulliah lulus, kamu sendiri bagaimana”
Lisa ketika itu menangis karena ia tidak lulus.
"LIsa kamu lulus atau tidak?"
"Aku tidak lulus."
"Kok bisa mungkin salah mengambil pengumuman orang lain"
Setelah dilihat ternyata Lisa salah mengambil pengumuman.
"Benarkan apa yang Q bilang kamu salah ambil."
Mereka kemudian menuju kelas untuk menukarkannya.
"Alhamdullilah lulus"
"Benarkan,masak seorang Lsa nggak lulus apa kata dunia"
"Apa-apaan sih kamu"
"Nggak apa-apa"

Lisa selesai ujian dia tidak berminat untuk melanjutkan kuliah,ia hanya berdiam dirumah. beberapa hari kemudian datang seorang laki-laki yang tidak lain adalah orang yang disukai oleh Lisa,Benar kata pepatah kalo jodoh memang tidak kemana.laki-laki itu datang untuk melamar Lisa.Awalnya Lisa menolak karena ia belum berfikir untuk menikah,tapi karena ia takut kalau ditinngal lagi,akhirnya ia setuju untuk menikah.dan akhirnya kegelisahan Lisa pun terpecahkan.Sekarang mereka hidup sebagai sepasang suami-istri yang bahagia.

Rabu, 07 April 2010

Ketika Kegelisahan Melanda (Siklus 3)

Oleh Siti Rodhiyah
Pagi itu setelah sholat shubuh,semua santri mengaji kitab tidak terkecuali Lisa. Lisa adalah salah satu santri Al-falah di Jember.Dia berada di pesantren sejak kelas VII sekarang ia berada dikelas XII. Lisa adalah seorang yang baik hati dan juga lemah lembut. semua santri sangat kagum padanya selain pintar ia juga menghafal Al-qur’an. Lisa menghafal Al-qur’an mulai kelas IX.sekarang ia sudah mendapat 30 juz.selain menghafal al-qur’an Lisa juga menjadi Ro’is pondok.

Suatu hari ro’is pondok disuruh berkumpul untuk diberi pengumuman tentang Khataman. setelah itu Lisa mengumumkan pada seluruh santri,dan ia menyuruh wakil ro’is untuk mendata siapa saja santri yang ikut khataman.usai mendata pengurus pondok menyiapkan semua yang dibutuhkan sebelum khataman.

Pada hari minggu malam senin semua santri yang ikut khataman mengaji pada abah Tapi tidak untuk Lisa,ia tampak gelisah malam itu,entah apa yang sedang ia rasakan.tiba-tiba ada seorang yang mengagetkan Lisa dari belakang ia adalah teman Lisa.ia bernama Aisyah.Aisyah adalah teman sekamar Lisa yang juga menjadi pengurus pondok,Aisyah juga menghafal Al-qur’an.
“Assalamu’alaikum…”Sapa Aisyah,tapi tidak ada jawaban.
Kemudian Aisyah pun langsung masuk kedalam kamar,ia melihat Lisa sedang melamun.
“Hai…ada apa kamu Lis?tanya aisyah pada Lisa
“Eh…anu…!” jawab Lisa dengan gugup
“Anu apa…?
“Tidak apa-apa…”
“Kamu ini kenapa sih Lis,Akhir-akhir ini kok murung ada masalah ya, cerita aja..”
“Aku tidak apa-apa kok”jelas Lisa
“Bener kamu tidak kenapa-kenapa”
“Ya…”

Hari-hari sudah dilewati tidak terasa khataman tinggal besok hari sabtu, semua santri pada hari itu tampak sibuk mempersipkan acara khataman besok.Lisa dan Aisyah juga tampak sibuk mempersiapkan khataman.mareka membantu memasak di dapur.
Setelah selesai memasak mereka mengantarka minum kepada tukang yng menghias tempat untuk khataman.

Hari sabtu sudah tiba inilah saat-saat yang mereka tunggu.Setelah shalat magrib meraka bersiap-siap untuk acara.Lisa malam itu tampak cantik seperti bidadari,tapi ia masih murung.

Semua santri yang ikut khataman sudah siap.Kini waktunya untuk memulai acara.mereka sudah mulai berjalan menuju tempat khataman.Yang berjalan pertama adala peserta juz-ama,sedangkan Lisa berada dibelakang sendiri,ia sebagai peserta bil-ghoib.Setelah sampai ditempat khataman acara langsung dimulai,yang pertama membaca adalah Lisa,ia membaca surat Ad-dhuha,sesudah Lisa adalah Aisyah.Aisyah membaca surat Al-insyirah dan seterusnya.

Acara khataman sudah selesai Lisa menemui keluarganya.Keluarga Lisa bahagai sekali karena Lisa sudah usai khataman.Lisa meminta izin kepada ibunya untuk ikut pulang kerumah,tapi ibunya melarang.
“Bu Lisa ikut pulang ya…”
“Memang ada apa kamu mau pulang”
“Ya untuk sementara waktu Lisa ingin berada dirumah dulu”
“Tidak usah kapan-kapan saja pulangnya.”
Akhirnya Lisa pun menuruti kata-kata ibunya.

Setelah beberapa hari usai khataman akhirnya Lisa pulang kerumah sesampai dirumah Lisa langsung merebahkan diri diatas ranjangnya.tiba-tiba kumandang adan menggema,itu tandanya sudah masuk waktu maghrib.Lisa kemudian menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Pagi harinya,Lisa berangkat sekolah.Ia juga satu kelas dengan Aisyah,tapi pagi itu Aisyah tidak berangkat sekolah karena sakit.Lisa bingung karena sahabatnya tidak berangkat,padahal ia mau cerita soal kegelisahan hatinyawaktu sudah menunjukkan pukul 13:30 itu artinya waktu murid-murid untuk pulang.Akhirnya pun Lisa memutuskn untuk tidak langsung pulang melainkan kerumah Aisyah untuk menjenguk sahabatnya.

Setelah sampai dirumah Aisyah,Lisa langsung masuk menuju kamar Aisyah karena sudah terbiasa main kerumah Aisyah,jadi Lisa sudah hafal kamar Aisyah.
“Assalamu’alaikum…”
“Wa’alaikumsalam…Lisa ada apa kamu kok kemari?”
“Ya mau jenguk kamu dan aku juga mau cerita masalah yang dulu.”
“Masalah yang mana…”
“Masalah yang waktu di Pesantren itu,waktu kamu lihat aku murung”
“Oh… masalah itu kalo kamu tidak mau cerita juga tidak apa-apa kok.”
“Tidak…begitu malah sebaliknya aku kemari itu mau cerita itu pada kamu”

Lisa kemudian menceritakan masalah yang selama ini ia pendam,waktu itu Lisa disuruh oleh ibu pondoknya untuk mengantarka minum kepada tukang yang menghias khataman.disitu ia bertemu dengan seorang laki-laki,laki-laki itu sangat tampan.Dari situ ia merasakan ada sesuatu kegelisahan.Lisa waktu itu ingin sekali berkenalan dengannya tapi dia takut.Ia merasa sangat menyesal karena tidak berkenalan dengan laki-laki itu.

Setela selesai bercerita,Tanpa sadar Lisa mengeluarkan air mata,Aisyah kemudian menenangkan Lisa.
”Sudahlah Lis jangan kamu pikirkan dulu,sebentar lagi kan kita mau ujian.nanti kalau kamu jodoh sama dia pasti kalian akan bartemu kembali.”
“Ya aku akan coba”
“Kamu harus bisa,mana Lisa yang dulu aku kenal yang tidak mudah menyerah”
“Ya sudah,aku pulang dulu semoga cepat sembuh.Assalamu’alaikum”
“Wa’aliakumsalam,hati-hati ya”

Lisa kemudian berpamitan kepada keluarga Aisyah.Setelai sampai dirumah ia merenungi kata-kata Aisyah.Ahirnya ia mengambil air wudhu supaya hatinya tenang.sehabis mengambil air wudhu,ia langsung menunaikan ibadah sholat.selesai sholat ia berdo’a supaya dihindarkan dari kegelisahn itu.

Hari-hari Lisa dilewati dengan tenang,Kini tibalah saatnya ujian.Lisa melewati semua mata pelajaran UN dengan mudah.Setelah beberapa bulan akhirnya inilah sat yang mendebarkan,yaitu pengumuman kelulusan.usai pengambilan Lisa langsung menghampiri Aisyah.
“Bagaimana lulus atau tidak”Tanya Lisa
“Alhamdulliah lulus, kamu sendiri bagaimana”
“Alhamdullilah lulus”

Lisa selesai ujian dia tidak berminat untuk melanjutkan kuliah,ia hanya berdiam dirumah. beberapa hari kemudian datang seorang laki-laki yang tidak lain adalah orang yang disukai oleh Lisa,Benar kata pepatah kalo jodoh memang tidak kemana.laki-laki itu datang untuk melamar Lisa.dan akhirnya kegelisahan Lisa pun ter pecahkan.Sekarang mereka hidup bahagia.

Rabu, 17 Maret 2010

Mawar Merah untuk Anjani (revisi)

Oleh: Siti Rodhiyah 9A

Hari ini tepatnya tanggal 26 Juli, Anjani berulang tahun.Anjani adalah anak dari keluarga berada,ia mempunyai seorang kakak yang bernama Putri.Anjani sekarang sudah kelas IX IPA.Ia sangat pandai,sedangkan kakaknya sudah kuliah di UNNES. Anjani tinggal bersama keluarganya di Bandung.

Anjani dari tadi pagi sudah nampak sibuk dengan acara nanti malam,yaitu acara ulang tahunnya yang ke-17. Ia mengundang semua teman sekolahnya,termasuk Nita.Nita adalah sahabat dekat Anjani dari kelas X.Anjani juga mengundang orang yang ia sukai,namanya Rafi.Rafi itu teman sekolah Anjani,tapi beda jurusan,Rafi mengambil jurusan Bahasa.

Malam sudah tiba,inilah saat-saat yang ditunggu oleh Anjani.Ia sudah tidak sabar dengan untuk memulai acaranya.Tidak disangka ada tamu yang tidak diundang,ia seorang laki-laki yang menyukai Anjani,ia adalah sahabat Rafi yang bernama Arif.Arif suka Anjani sudah dari kelas X,tapi ia malu mengatakannya kepada Anjani. Anjani pun langsung menghampiri Rafi dan Arif.Anjani kemudian marah-marah.
“Ngapain kamu ajak dia,dia kan tidak aku undang!”
“Maksud kamu apa sih,aku tidak mengerti?”Jawab Rafi agak heran
”Maksud aku, ngapain kamu ajak Arif kesini dia kan tidak aku undang.” Jelas Anjani pada Rafi
“Memang tidak boleh ya aku ajak Arif?”
“Ya… karena aku benci sama dia.”

Tanpa fikir panjang,Anjani meninggalkan tempat pesta dengan berkucuran air mata. pesta pun berantakan,semua orang menyalahkan Rafi. Beberapa hari kemudian Anjani dikabarkan tidak masuk sekolah karena sakit. Ia dirawat di Rumah Sakit Dahlia.Anjani dirumah sakit di tempatkan di ruang ICU,karena keadaannya sangat kritis,ia mengidap penyakit kanker paru-paru.

Semua teman-teman Anjani hari itu datang untuk menjenguk Anjani.Rafi juga ikut ke rumah sakit untuk menjenguknya.setelah selesai menjenguk,mereka langsung pulang,tapi Rafi tidak.Rafi ingin menemani Anjani di Rumah Sakit.Ia disana menghibur Anjani dengan penuh canda tawa.

Setelah bercanda tawa,Rafi tiba-tiba bertanya pada Anjani,
“Anjani maukah kau menjadi kekasihku?”
“Tapi itu tidak mungkin.”
“Mengapa tidak mungkin?”
“Karena kamu tau sendirikan,kalau aku sakit.”
“Tapi,sakitmu pasti sembuh!”
“Aku…”
“Tidak usah jawab sekarang,aku akan menunggu.”
“Ya sudah,aku akan fikir-fikir dahulu!”
“Jangan terlalu difikirkan nanti kalau kamu tambah sakit.”
“Ya…”

Hari sudah malam,besok Anjani sudah boleh pulang ke rumah. Ia sudah rindu dengan suasana rumah. Pagi harinya keluarga Anjani menjemput Anjani di rumah sakit,tapi kakaknya sedang ada kuliah hari ini, oleh karena itu,yang menjemput hanya Ayah dan Bunda Anjani saja.

Waktu menunjukkan pukul 15:00 itu artinya sebentar lagi kakak Anjani akanpulang.Tiba-tiba,
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam”
“Anjani… kamu sudah pulang?”Sambil memeluk Anjani adik kesayangannya itu.
“Iya kak…”
“Sudah tidak betah ya ingin ketemu kakak.”Goda Putri kakak Anjani.
“Yee… GR sipa juga yang kangen sama kakak.”

Pagi hari Anjani sudah tampak di sekolah,Rafi sangat senang karena orang yang dia cintai sudah berangkat sekolah.Setelah lama tidak masuk sekolah,ia merasa asing di kelasnya.Anjani pun keluar kelas,disana ia sudah tampak bersama Rafi
”Bagaimana An…sudah ada jawabannya.”
“Ya… aku mau menjadi kekasihmu,tapi...” Anjani menundukkan kepalanya,
“Tapi apa Anjani?”
“Tapi kamu harus janji sama aku,”
“Janji apa,kalo aku bisa aku akan lakukan demi kamu.”
“Kamu jangan pernah ninggalin aku.”
“Ya,aku janji aku tidak akan meninggalkanmu.”
“Ya, aku percaya.”

Setelah beberapa bulan bersama Rafi,Anjani merasa hari-harinya semakin indah,sampai-sampai Anjani lupa akan kesehatannya,sehingga ia jatuh sakit.Ia sudah beberapa hari di rumah sakit dalam keadaan koma,keluarganya panik akan keadaan Anjani.Setelah beberapa saat,dokter keluar dari ruangan Anjani dan mengabarkan bahwa Anjani sudah sadar dari koma,dan dia ingin bertemu dengan Rafi.Rafi kemudian masuk keruangan Anjani.
“Anjani kamu sudah siuman?” tanya Rafi,
Tapi Anjani hanya tersenyum manis.Setelah bercakap-cakap dengan Rafi,beberapa menit kemudian dokter masuk keruangan Anjani.Dokter memeriksa keadaan Anjani dan keadaan Anjani pun sudah membaik.

Anjani sudah di Rumah Sakit selama satu bulan,keadaannya pun sudah membaik ,itu artinya Anjani sudah boleh pulang.Tapi tidak disangka setelah dokter memeriksa kembali keadaan Anjani,Anjani kembali kritis.Rafi sangat cemas,ia mondar-mandir tak tentu arah.Tidak lama kemudian dokter keluar dari ruangan Anjani,dokter tidak sanggup mengatakannya kepada keluarga Anjani bahwa Anjani sudah tidak ada untuk selamanya.

Anjani kemudian dibawa pulang untuk dimakamkan.Selesai pemakaman,keluarga Anjani langsung pulang.Tapi Rafi masih berada di makam Anjani.Ia membawa setangkai mawar merah untuk Anjani,dalam hati ia berkata berkata,”Mawar merah ini adalah sebagai lambang cintaku kepadamu Anjani.”
Rafi kemudian menaruh setangkai mawar merah itu diatas makam Anjani.Ini adalah mawar merah pertama dari Rafi dan mulai sekarang,setiap seminggu sekali Rafi menaruh mawar merah diatas makam Anjani.

Kamis, 11 Maret 2010

MAWAR MERAH UNTUK ANJANI (SIKLUS 2)

Oleh: Siti Rodhiyah 9A

Hari ini tepatnya tanggal 26 Juli, Anjani berulang tahun.Anjani adalah anak dari keluarga berada,ia mempunyai seorang kakak yang bernama Putri.Anjani sekarang sudah kelas IX IPA.Ia sangat pandai,sedangkan kakaknya sudah kuliah di UNES. Anjani tinggal bersama keluarganya di Bandung.

Anjani dari tadi pagi sudah nampak sibuk denganacara nanti malam,yaitu acara ulang tahunnya yang ke-17. Ia mengundang semua teman sekolahnya,termasuk Nita.Nita adalah sahabat dekat Anjani dari kelas X.Anjani juga mengundang orang yang ia sukai ,namanya Rafi. Rafi itu teman sekolah Anjani,tapi beda jurusan,Rafi mengambil jurusan Bahasa.

Malam sudah tiba, inilah saat-saat yang ditunggu oleh Anjani.Ia sudah tidak sabar dengan untuk memulai acaranya.Tidak disangka ada tamu yang tidak diundang,ia seorang laki-laki yang menyukai Anjani, ia adalah sahabat Rafi yang bernama Arif.Arif suka Anjani sudah dari kelas X,tapi ia malu mengatakannya kepada Anjani. Anjani pun langsung menghampiri Rafi dan Arif.Anjani kemudian marah-marah.
“Ngapain kamu ajak dia,diakan tidak aku undang.”
“Maksud kamu apa sih,aku tidak mengerti?”Jawab Rafi agak heran
”Maksud aku, ngapain kamu ajak Arif kesini diakan tidak aku undang.” Jelas Anjani pada Rafi
“Memang tidak boleh ya aku ajak Arif?”
“Ya… karena aku benci sama dia.”

Tanpa fikir panjang,Anjani meninggalkan tempat pesta dengan berkucuran air mata. pesta pun berantakan,semua orang menyalahkan Rafi. Beberapa hari kemudian Anjani dikabarkan tidak masuk sekolah karena sakit. Ia dirawat di Rumah Sakit Dahlia.Anjani dirumah sakit di tempatkan di ruang ICU,karena keadaannya sangat kritis,ia mengidap penyakit kanker paru-paru.

Semua teman-teman Anjani hari itu datang untuk menjenguk Anjani.Rafi juga ikut ke rumah sakit untuk menjenguknya.setelah selesai menjenguk,mereka langsung pulang,tapi Rafi tidak.Rafi ingin menemani Anjani di Rumah Sakit.Ia disana menghibur Anjani dengan penuh canda tawa.

Setelah bercanda tawa,Rafi tiba-tiba bertanya pada Anjani,
“Anjani maukah kau menjadi kekasihku?”
“Tapi itu tidak mungkin.”
“Mengapa tidak mungkin?”
“Karena kamu tau sendirikan,kalau aku sakit.”
“Tapi,sakitmu pasti sembuh!”
“Aku…”
“Tidak usah jawab sekarang,aku akan menunggu.”
“Ya sudah,aku akan fakir-fikir dahulu!”
“Jangan terlalu difikirkan nanti kalau kamu tambah sakit.”
“Ya…”

Hari sudah malam,besok Anjani sudah boleh pulang ke rumah. Ia sudah rindu dengan suasana rumah. Pagi harinya keluarga Anjani menjemput Anjani di rumah sakit,tapi kakaknya sedang ada kuliah hari ini, oleh karena itu,yang menjemput hanya Ayah dan Bunda Anjani saja.

Waktu menunjukkan pukul 15:00 itu artinya sebentar lagi kakak Anjani akanpulang.Tiba-tiba,
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam”
“Anjani… kamu sudah pulang?”Sambil memeluk Anjani adik kesayangannya itu.
“Iya kak…”
“Sudah tidak betah ya ingin ketemu kakak.”Goda Putri kakak Anjani.
“Yee… GR sipa juga yang kangen sama kakak.”

Pagi hari Anjani sudah tampak di sekolah,Rafi sangat senang karena orang yang dia cintai sudah berangkat sekolah.Setelah lama tidak masuk sekolah,ia merasa asing di kelasnya.Anjani pun keluar kelas,disana ia sudah tampak bersama Rafi
”Bagaimana An…sudah ada jawabannya.”
“Ya… aku mau menjadi kekasihmu.”
“Benarkah itu Anjani?”Tanya Rafi menyakinkan.
“Benar…”
“Aku janji An,aku tidak akan menyakitimu.”
“Ya…aku percaya!”

Setelah beberapa bulan bersama Rafi,Anjani merasa hari-harinya semakin indah,sampai-sampai Anjani lupa akan kesehatannya,sehingga ia jatuh sakit.Ia sudah beberapa hari di rumah sakit dalam keadaan koma,keluarganya panic akan keadaan Anjani.Setelah beberapa saat,dokter keluar dari ruangan Anjani dan mengabarkan bahwa Anjani sudah tidak ada untuk selamanya.

Anjani kemudian dibawa pulang untuk dimakamkan.Selesai pemakaman,keluargaq Anjani langsung pulang.Tapi Rafi masih berada di makam Anjani.Ia membawa setangkai mawar merah untuk Anjani,dalam hati ia berkata berkata,”Mawar merah ini adalah sebagai lambang cintaku kepadamu Anjani.”
Rafi kemudian menaruh setangkai mawar merah itu diatas makam Anjani.Ini adalah mawar merah pertama dari Rafi dan mulai sekarang,setiap seminggu sekali Rafi menaruh mawar merah diatas makamn Anjani.

Jumat, 26 Februari 2010

SAMPAI MENUTUP MATA ( REVISI )

Cerpen karya : Siti Rodhiyah 9A

Pagi itu tampaklah seorang gadis yang cantik jelita. Ia bernama Putri Anjani, ia sering disapa Anjani.Selain cantik, ia juga pandai, Anjani sekarang sudah kelas 9. Ia sekolah di SMP Nusa Bangsa Brebes. Anjani berkeinginan untuk meneruskan sekolahnya di SMA Nusantara di Jakarta.

Suatu hari ia meminta izin kepada ayah dan bundanya untuk sekolah di Jakarta, awalnya orang tua Anjani tidak mengijinkan,karena terus memaksa dengan berat hati orang tuanyapun mengijinkan.Keesokan harinya Anjani melaksanakan UN ia mengerjakan semua Ujian dengan semangat.Setelah satu bulan,ia mengambil pengumuman kelulusan,ia sangat cemas dan khawatir,karena takut kalau tidak lulus.
Anjani menunggu sangat lama,ia tidak sabar dengan hasil pengumumannya,tidak lama kemudian bunda Anjani pun keluar dari ruang kelasnya.Anjani pun berlari menghampiri bundanya.

”Bagaimana Bun, lulus atau tidak.”Tanya Anjani dengan raut muka yang cemas.
Bundanya diam saja.
“Yuk, pulang saja.”
“Lo, gimana Bunda, lulus tidak? Nggak lulus ya?”

Anjani terduduk lalu menangis sesenggukan.
“Sudah sayang jangan menangis, Bunda hanya bercanda, kamu lulus kok.”
“Apa bun, Anjani lulus?”
“Iya, kamu lulus.”

Pada saat iu hati Anjani pun bahagia karena lulus dengan nilai Ujian yang baik.Sesampai di rumah,Anjani pun langsung siap – siap untuk keberangkatannya besok.Malam itu adalah malam perpisahan Anjani dengan kedua orang tuanya,sebenarnya dalam hati ayah dan bunda Anjani tidak bisa pisah dengan anak semata wayangnya itu.Tapi bagaimana lagi sudah kemauan Anjani untuk pergi ke Jakarta.

Pagi – pagi Anjani pun sudah siap untuk berangkat ke Jakarta.Ketika sampai di terminal,Ayah Anjanipun berpesan kepadanya.”Nak,nanti kalau sudah sampai disana kabari ayah dan bunda.”
”Ya...Yah.”
”Oh ya...jangan sampai lupa makan yang teratur dan juga jaga kesehatan baik – baik”Tambah bunda
”Ya...Bun Anjani akan selalu ingat pesan ayah dan bunda.”
Anjani pun memeluk kedua orang tuanya.Ketika itupun ia meneteskan air mata.
”Ya...sudah ya Bun,Anjani berangkat dulu.”
”Hati – hati Nak jaga diri baik – baik.”
Kemudian Anjani pun masuk ke dalam bus.Sesampainya di Jakarta Anjani pun langsung menghubungi keluarganya di Brebes.
”Assalamu’alaikum!”Kata Anjani mengawali pembicaraan.
“Waalaikumsalam! Maaf ini siapa ya?”Tanya bunda Anjani yang belum tau itu telepon dari siapa.
“Bunda,ini Anjani,Anjani sudah tiba di Jakarta.”
Sesudah lama berbicara dengan keluarganya Anjani pun meneruskan perjalanannya untuk mencari kos – kosan.Ia sangat lelah dan ia beristirahat sebentar di sebuah taman.Disana ada seorag laki – laki.Laki – laki itu bernama Putra.Putra adalah seorang laki – laki yang baik dan pintar.Putra saat itu sedang bermain bola bersama dengan teman – temannya Tiba – tiba ketika ia menendang bola sangat keras,tidak sengaja terkena kepala seorang gadis yang tak lain adalah Anjani.Anjani seketika itu pun pingsan karena terkena tendangan bola dari Putra.Putra pun menghampiri Anjani yang terbaring pingsan tanpa fikir panjang, Putra pun langsung membawa Anjani ke rumahnya.Sesampai di rumah ibu Putra pun bertanya”Siapa itu Nak yang pingsan?”
“Putra juga tidak tau Bu,tadi ia pingsan gara-gara Putra”
“Maksudmu.”
“Tadi kan Putra bermain bola di taman,saat menendang bola tidak sengaja terkena kepala gadi ini.” Jelas Putra pada ibunya.
”Ya...sudah cepat sana bawa masuk.”
Putra pun langsung membawa Anjani ke dalam kamar Putra.Beberapa menit kemudian,Anjani pun sadar,ia bingung berada di mana,ia terkejut ketika melihat seorang laki – laki yang tak lain adalah Putra.”Aku dimana?dan siapa kamu?”
”Jangan takut kamu berada di rumahku dan kenalkan namaku Putra,kamu siapa?”
Tanya Putra pada Anjani.
Dengan kepala yang msih sedikit pusing dan mata yang masih sayup – sayup karena baru sadar,Anjani pun menjawab,”Aku Anjani,terima kasih ya...sudah menolongku.”
”Seharusnya aku yang minta maaf padamu,karena aku yang telah membuatmu pingsan.”
”Maksudnya?”Tanya Anjani dengan heran.
”Tadi sewaktu aku menendang bola,tidak sengaja terkena kepalamu.”

Setelah mereka berbincang – bincang tentang tujuan Anjani ke Jakarta. Putra pun menawarkan pada Anjani untuk ngekos di samping rumahnya yang kebetulan kos – kosan itu adalah kos – kosan ayah putra sendiri.
Pagi harinya,tepatnya hari minngu Anjanipun keluar dari kos – kosan untuk mencari udara luar. Kebetulan ia melihat Putra sedang mencuci motor di halaman rumahnya.Dalam hati Anjani pun berkata”Terima kasih ya Allah Engkau telah memberi kemudahan untuk hamba.”

Anjani di kos – kosan baru satu hari,tetapi ia sudah memiliki teman,boleh juga dibilang sahabat karena mereka sangat akrab.Sahabatnya itu bernama Vita.Diam – diam Vita dari tadi memandang Anjani dari belakang.Tiba – tiba Anjani terkejut melihat Vita sudah berada di sampingnya.
”Vita,sejak kapan kamu disini?”
”Hallo...aku disini sudah sejak tadi kamu baru nyadar ya?”
”Maksudmu?”
”Ya...nggak ada maksud.Kamu kenapa sih dari tadi aku perhatiin kamu serius amat ngelihatin Putra,jangan – jangan kamu suka ya sama Putra?Ngaku aja deh...!”Goda Vita pada Anjani.
”Apaan sih kamu.”Ucap Anjani agak sedikit malu.

Nggak seperti biasanya pagi itu Putra sangat gembira.Maklumlah...ia baru ditinggal pacarnya dua bulan yang lalu.Jadi ia hari – hari biasanya ia sering murung,cuek dan juga egois.
Hari sudah larut malam waktu Anjani untuk pergi tidur.Tetapi malam itu Anjani tidak bisa tidur,entah apa yang sedang dipikirkannya.
Keesokan harinya Anjani pun bangun kesiangan mungkin karena tadi malam nggak bisa tidur.Anjani pun tidak membayangkan hari pertama sekolah ia sudah dihukum karena kesiangan.

Bel tanda istirahat,itu berarti hukuman yang diberikan pak Guru kepada Anjani sudah selesai.Setelah itu Anjani pun masuk kelas,tapi tak disangka dari arah yang berlawanan Putra berlari.Akhirnya mereka pun bertabrakan,tanpa sengaja mereka saling berpegangan tangan dan bertatap muka jantung Anjani pun berdetak kencang.
”Eh,maaf aku nggak sengaja,kamu nggak apa – apa kan?”
”Eh,iya aku nggak apa – apa kok,makasih ya dah bantuin.”
”Sama – sama.Ya...sudah kita masuk kelas sama – sama yuk!”
Akhirnya Anjani dan Putra sama – sama masuk ke dalam kelas .

Hari terus bejalan akhirnya Anjani pun berada di kelas XI ia mengambil jurusan IPA bersam dengan Putra.Akhirnya mereka pun menjadi sepasang kekasih.Sepulang sekolah Anjani tidak langsung pulang,melainkan pergi ke suatu tempat bersama Putra tempat itu adalah tempat dimana saksi akan cinta Anjani dan Putra.Anjani termenung dalam hati.Ia berkata”Ya Allah...andai aku tau kapan Engkau menjemputku aku akan mencintai dan menyayangi Putra sepenuh hati.”
Saat yang bersamaan Putra pun termenung memandang wajah Anjani.”Ya Allah jangan Engkau pisahkan aku dengannya karena aku sangat mencintainya.”
Tak terasa hari sudah sore Anjani dan Putrapun pulang setelah sampai di kos – kosan Anjani pun berpikir untuk menulis sebuah puisi yang berjudul ”Embun Pagi”
EMBUN PAGI

Wahai embun pagi,sampaikanlah padanya bahwa aku sangat mencintai dan menyayanginya
Wahai embun pagi tebarkanlah baumu kepada insan yang ku sayang
Embun pagi engkau bagaikan hatiku,Engkau selalu menebarkan baumu
Sehingga kabutpun saling bertebaran
Wahai Embun pagi sampaikanlah salam manisku ini padanya walau aku berada di kejauhan
Namun,hati ini tetap utuh untuknya selama aku masih hidup dan jantungku pun berdetak.
Kan ku dampingi dirinya hingga ajal menjemputku.


Setelah menulis puisi Anjani langsung merebahkan dirinya di atas ranjang.
Keesokan harinya Anjani berangkat sekolah bersama Putra sesampai di sekolah Anjani pun masuk kelas terlebih dahulu.Bel pun berbunyi itu pertanda masuk di dalam kelas Putra melihat Anjani sangat murung,wajahnya pun pucat,entah ia sakit atau sedang memikirkan sesuatu.Tak lama kemudian pelajaran sudah di mulai Anjani masih saja murun,ia tidak sadar bahwa dari tadi ia diamati oleh guru yang mengajarnya.
”Anjani,kamu kenapa?kamu sakit ya?”
”Tidak aku tidak sakit.”
”Kalau sakit mendingan ke UKS saja.”
”Tidak kok Bu,”
Tak lama kemudian bel pun berbunyi semua siswa bertebaran keluar untuk menuju ke kantin,begitu juga Anjani dan Vita dalam perjalanan ia melihat anak – anak sedang bermain basket,tiba – tiba tidak sengaja bola terlempar ke arah Anjani dan mengenai kepalanya.Akhirnya Anjani pun pingsan Putra pun lari menghampiri Anjani yang masih pingsan.Setelah sadar Anjani merasa ingin batuk.Kemudian ia batuk dengan mengeluarkan darah.Dari lua Putra kemudia masuk dan menanyai Anjani.
”Kamu nggak apa – apa kan?apa yang kamu rasakan.”
”Nggak apa – apa kok mungkin kecapean.”
Tak lama kemudian,Anjani diantar Putra di kos – kosannya setelah sampai di kos – kosan iapun langsung istirahat dan Putra pulang ke rumahnya yang tak jauh dari kos – kosan Anjani.

Setelah beberapa hari ia tidak berangkat sekolah,pada hari seninpun Anjani sudah tampak di sekolah tapi ia mengikuti upacara yang setiap hari senin dilaksanakan,karena tidak sanggup Anjani pun pingsan lagi.Ia lansung dibawa ke rumah sakit,sampai di rumah sakit Putra menemukan sebuah sapu tangan yang terdapat darahnya.
Sapu tangan itu jatuh dari rok Anjani.Putra pun heran,setelah beberapa saat dokter keluar dari ruangan.Dokter memanggil salah satu dari keluarga Anjani untuk segera ke ruang dokter.Putra pun langsung menuju ke ruang dokter.
”Anda siapanya pasien?”
”Saya temannya Dok.”
”Apa bisa keluarganya suruh kemari?”
”Memeng ada apa Dok sampai – sampai orang tuanya suruh kemari”
”Anjani terserang penyakit leukimia stadium akhir.”
Putra seketika itu pun meneteskan air mata ia tak sanggup harus berpisah dengan Anjani.Tak disangka dari luar ternyata Anjani mendengar pembicaraan Putra dengan dokter.Seketika itu Anjani pun berlari meninggalkan ruangan Putra pun mengajar Anjani setelah beberapa saat Anjani pun lansung memeluk Putra
”Mengapa aku harus dilahirkan di dunia ini?Putra,mulai sekarang kita nggak usah berhubungan lagi,mendingan kamu mencari penggantiku saja
”Tidak Anjani aku kan menemanimu karena jiwa dan ragaku hanya untukmu.”
”Tapi,aku sudah tidak sanggup lagi dengan penyakit ini.Tolong jika nanti aku sudah tidak ada kamu jangan menangis dihadapanku,walau nanti aku sudah tiada aku kan selalu di hatimu cintamu kan kusimpan dalam liang kubur yang sudah menantiku.”
”Anjani,kamu itu bicara apa?umur itu hanya Allah yang menentukan.”

Akhirnya Anjani dan Putra kembali ke ruangan.Vita sudah menunggu Putra dan Anjani.
Setelah beberapa hari Akhirnya Anjani pun boleh pulang.Sesampai di kos – kosan ia dibawa ke kamarnya tetapi,beberapa saat kemudian,Anjani berkata pada Putra
”Putra aku sudah tidak kuat lagi,tolong sampaikan sama ayah dan bunda kalau aku tidak bisa menemani mereka sampai tua.”
”Anjani,kamu tuh ngomong apa?”
”Putra,apakah kamu mencintaiku?”
”Jiwa dan ragaku hanya untukmu An,”
Permintaan terakhir Anjani adalah ia ingin dipeluk oleh Putra mungkin pelukan itu terakhir untukAnjani,agar Anjani bisa tenang meninggalkan mereka.
Putra memanggil nama Anjani ternyata Anjani sudah tiada untuk selamanya.Beberapa saat kemudian,Vita memberikan selembar kertas yang berisi puisi dan sebuah diariy Anjani Putra pun membaca diary itu dalam diary itu Anjani berpesan,tolong jaga Vita seperti kamu menjagaku.
Akhirnya Putra memenuhi pesan yang ditulis Anjani.Mereka hidup bersama dan semoga Anjani diterima di sisi Allah S.W.T.Amin....



Kesetiaan cinta membuat orang lain bahagia,walau orang yang cintainya telah tiada.

Rabu, 24 Februari 2010

SAMPAI MENUTUP MATA

Cerpen karya : Siti Rodhiyah 9A

Pagi itu tampaklah seorang gadis yang cantik jelita ia bernama Putri Anjani,ia sering disapa Anjani selain cantik,ia juga pandai,Anjani sekrang sudah kelas 9.Ia sekolah di SMP Nusa Bangsa Brebes.Anjani berkeinginan untuk meneruskan sekolahnya di SMA Nusantara di Jakarta.

Suatu hari ia meminta izin kepada ayah dan bundanya untuk sekolah di Jakarta,awalnya orang tua Anjani tidak mengijinkan,karena terus memaksa dengan berat hati orang tuanyapun mengijinkan.Keesokan harinya Anjani melaksanakan UN ia mengerjakan semua Ujian dengan semangat.Setelah satu bulan,ia mengambil pengumuman kelulusan,ia sangat cemas dan khawatir,karena takut kalau tidak lulus.
Anjani menunggu sangat lama,ia tidak sabar dengan hasil pengumumannya,tidak lama kemudian bunda Anjanipun keluar dari ruang kelasnya.Anjanipun langsung”Bagaimana Bun,lulus atau tidak.”Tanya Anjani dengan raut muka yang cemas.”Kamu lulus Sayang.”
“Apa Bun,Anjni lulus?”
“Iya benar,bunda nggak bohong.”

Pada saat iu hati Anjanipun bahagia karena lulus dengan nilai Ujian yang baik.Sesampai di rumah,Anjanipun langsung siap – siap untuk keberangkatannya besok.Malam itu adalah malam perpisahan Anjani dengan kedua orang tuanya,sebenarnya dalam hati ayah dan bunda Anjani tidak bisa pisah dengan anak semata wayangnya itu.Tapi bagaimana lagi sudah kemauan Anjani untuk pergi ke Jakarta.

Pagi – pagi Anjanipun sudah siap untuk berangkat ke Jakarta.Ketika sampai di terminal,Ayah Anjanipun berpesan kepadanya.”Nak,nanti kalau sudah sampai disana kabari ayah dan bunda.”
”Ya...Yah.”
”Oh ya...jangan sampai lupa makan yang teratur dan juga jaga kesehatan baik – baik”Tambah bunda
”Ya...Bun Anjani akan selalu ingat pesan ayah dan bunda.”
Anjanipun memeluk kedua orang tuanya.Ketika itupun ia meneteskan air mata.
”Ya...sudah ya Bun,Anjani berangkat dulu.”
”Hati – hati Nak jaga diri baik – baik.”
Kemudian Anjanipun masuk ke dalam bus.Sesampainya ke Jakarta Anjanipun langsung menghubungi keluarganya di Brebes.
”Assalamu’alaikum!”Kata Anjani mengawali pembicaraan.
“Waalaikumsalam! Maaf ini siapa ya?”Tanya bunda Anjani yang belum tau itu telepon dari siapa.
“Bunda,ini Anjani,Anjani sudah tiba di Jakarta.”
Sesudah lama berbicara dengan keluarganya Anjanipun meneruskan perjalanannya untuk mencari kos – kosan.Ia sangat lelah dan ia beristirahat sebentar di sebuah taman.Disana ada seorag laki – laki.Laki – laki itu bernama Putra.Putra adalah seorang laki – laki yang baik dan pintar.Putra saat itu sedang bermain bola bersama dengan teman – temannya Tiba – tiba ketika ia menendang bola sangat keras,tidak sengaja terkena kepala seorang gadis yang taka lain adalah Anjani.Anjani seketika itupun pingsan karena terkena tendangan bola dari Putra.Putrapun menghampiri Anjani yang terbaring pingsan tanpa fikir panjang Putrapun langsung membawa Anjani ke rumahnya.Sesampai di rumah ibu Putrapun bertanya”Siapa itu Nak yang pingsan?”
“Putra juga tidak tau BU tadi ia pingsan gara – gara terkena tendangan bola dariku”
”Ya...sudah cepat sana bawa masuk”
Putrapun langsung membawa Anjani ke dalam kamar Putra.Beberapa menit kemudian,Anjanipun sadar,ia bingung berada di mana,ia terkejut ketika melihat seorang laki – laki yang tak lain adalah Putra.”Aku dimana?dan siapa kamu?”
”Jangan takut kamu berada di rumahku dan kenalkan namaku Putra,kamu siapa?”
Tanya Putra pada Anjani.
Dengan kepala yang msih sedikit pusing dan mata yang masih sayup – sayup karena baru sadar,Anjanipun menjawab,”Aku Anjani,terima kasih ya...sudah menolongku.”
”Seharusnya aku yang minta maaf padamu,karena aku yang telah membuatmu pingsan.”
”Maksudnya?”Tanya Anjani dengan heran.
”Tadi sewaktu aku menendang bola,tidak sengaja terkena kepalamu.”

Setelah mereka berbincang – bincang tentang tujuan Anjani ke Jakarta Putrapun menawarkan pada Anjani untuk ngekos di samping rumahnya yang kebetulan kos – kosan itu adalah kos – kosan ayah putra sendiri.
Pgi harinya,tepatnya hari minngu Anjanipun keluar dari kos – kosan untuk mencari udara luar kebetulan ia melihat Putra sedang mencuci motor di halaman rumahnya.Dalam hati Anjanipun berkata”Terima kasih ya Allah Engkau telah memberi kemudahan untuk hamba.”Anjani di kos – kosan baru satu hari,tetapi ia sudah memiliki teman,boleh juga dia bilang sahabat karena mereka sangat akrab.Sahabatnya itu bernama Vita.Diam – diam Vita dari tadi memandang Anjani dari belakang.Tiba – tiba Anjani terkejut melihat Vita sudah berada di sampingnya.
”Vita,sejak kapan kamu disini?”
”Hallo...aku disini sudah sejak tadi kamu baru nyadar ya?”
”Maksudmu?”
”Ya...nggak ada maksud.Kamu kenapa sih dari tadi aku perhatiin kamu serius amat ngelihatin Putra,jangan – jangan kamu suka ya sama Putra?Ngaku aja deh...!”Goda Vita pada Anjani.
”Apaan sih kamu.”Ucap Anjani agak sedikit malu.

Nggak seperti biasanya pagi itu Putra sangat gembira.Maklumlah...ia baru ditinggal pacarnya dua bulan yang lalu.Jadi ia hari – hari biasanya ia sering murung,cuek dan juga egois.
Hari sudah larut malam waktu Anjani untuk pergi tidur.Tetapi malam itu Anjani tidak bisa tidur,entah apa yang sedang dipikirkannya.
Keesokan harinya Anjanipun bangun kesiangan mungkin karena tadi malam nggak bisa tidur.Anjanipun tidak membayangkan hari pertama sekolah ia sudah dihukum karena kesiangan.

Bel tanda istirahat,itu berarti hukuman yang diberikan Anjani sudah selesai,setelah itu Anjanipun masuk kelas,tapi tak disangka dari arah yang berlawanan Putra berlari.Akhirnya merekapun bertabrakan tanpa sengaja mereka saling berpegangan tangan dan bertatap muka jantung Anjanipun berdetak kencang.
”Eh,maaf aku nggak sengaja,kamu nggak apa – apa kan?”
”Eh,iya aku nggak apa – apa kok,makasih ya dah bantuin.”
”Sama – sama.Ya...sudah kita masuk kelas sama – sama yuk!”
Akhirnya Anjani dan Putra sama – sama masuk ke dalam kelas .

Hari terus bejalan akhirnya Anjanipun berada di kelas XI ia mengambil jurusan IPA bersam dengan Putra.Akhirnya merekapun menjadi sepasang kekasih.Sepulang sekolah Anjani tidak langsung pulang,melainkan pergi ke suatu tempat bersama Putra tempat itu adalah tempat dimana saksi,saksi akan cinta Anjani dan Putra.Anjani termenung dalam hati.Ia berkata”Ya Allah...andai aku tau kapan Engkau menjemputku aku akan mencintai dan menyayangi Putra sepenuh hati.”
Saat yang bersamaan Putrapun termenung memandang wajah Anjani.”Ya Allah jangan Engkau pisahkan aku dengannya karena aku sangat mencintainya.”
Tak terasa hari sudah sore Anjani dan Putrapun pulang setelah sampai di kos – kosan Anjanipun berpikir untuk menulis sebuah puisi yang berjudul ”Embun Pagi”
Wahai embun pagi,sampaikanlah padanya bahwa aku sangat mencintai dan menyayanginya
Wahai embun pagi tebarkanlah baumu kepada insan yang ku sayang
Embun pagi engkau bagaikan hatiku,Engkau selalu menebarkan baumu
Sehingga kabutpun saling bertebaran
Wahai Embun pagi sampaikanlah salam manisku ini padanya walau aku berada di kejauhan
Namun,hati ini tetap utuh untuknya selama aku masih hidup dan jantungkupun brdetak.
Kan ku dampingi dirinya hingga ajal menjemputku.

Setelah menulis puisi Anjani langsung merebahkan dirinya di atas ranjang
Keesokan harinya Anjani berangkat sekolah bersama Putra sesampai di sekolah Anjanipun masuk kelas terlebih dahulu.Belpun berbunyi itu pertanda masuk di dalam kelas Putra melihat Anjani sangat murung,wajahnyapun pucat,entah ia sakit atau sedang memikirkan sesuatu.Tak lama kemudian pelajaran sudah di mulai Anjani masih saja murun ia tidak sadar bahwa dari tadi ia diamati oleh guru yang mengajarnya.
”Anjani,kamu kenapa?kamu sakit ya?”
”Tidak aku tidak sakit.”
”Kalau sakit mendingan ke UKS saja.”
”Tidak kok Bu,”
Tak lama kemudian belpun berbunyi semua siswa bertebaran keluar untuk menuju ke kantin,begitu juga Anjani dan Vita dalam perjalanan ia melihat anak – anak sedang bermain basket,tiba – tiba tidak sengaja bola terlempar ke arah Anjani dan mengenai kepalanya.Akhirnya Anjanipun pingsan Putrapun lari menghampiri Anjani yang masih pingsan.Setelah sadar Anjani merasa ingin batuk.Kemudian ia batuk dengan mengeluarkan darah.Dari lua Putra kemudia masuk dan menanyai Anjani.
”Kamu nggak apa – apa kan?apa yang kamu rasakan.”
”Nggak apa – apa kok mungkin kecapean.”
Tak lama kemudian,Anjani diantar Putra di kos – kosannya setelah sampai di kos – kosan iapun langsung istirahat dan Putra pulang ke rumahnya yang tak jauh dari kos – kosan Anjani.

Setelah beberapa hari ia tidak berangkat sekolah,pada hari seninpun Anjani sudah tampak di sekolah tapi ia mengikuti upacara yang setiap hari senin dilaksanakan,karena tidak sanggup Anjanipun pingsan lagi.Ia lansung dibawa ke rumah sakit,sampai di rumah sakit Putra menemukan sebuah sapu tangan yang terdapat darahnya.
Sapu tangan itu jatuh dari rok Anjani.Putrapun heran,setelah beberapa saat dokter keluar dari ruangan.Dokter memanggil salah satu dari keluarga Anjani untuk segera ke ruang dokter.Putrapun langsung menuju ke ruang dokter.”Anda siapanya pasien?”
”Saya temannya Dok.”
”Apa bisa keluarganya suruh kemari?”
”Memeng ada apa Dok sampai – sampai orang tuanya suruh kemari”
”Anjani terserang penyakit leukimia stadium akhir.”
Putra seketika itupun meneteskan air mata ia tak sanggup harus berpisah dengan Anjani tak disangka dari luar ternyata Anjani mendengar pembicaraan Putra dengan dokter.Seketika itu Anjanipun berlari meninggalkan ruangan Putrapun mengajar Anjani setelah beberapa saat Anjanipun lansung memeluk Putra
”Mengapa aku harus dilahirkan di dunia ini?Putra,mulai sekatrang kita nggak usah berhubungan lagi,mendingan kamu mencari penggantiku saja
”Tidak Anjani aku kan menemanimu karena jiwa dan ragaku hanya untukmu.”
”Tapi,aku sudah tidak sanggup lagi dengan penyakit ini.Tolong jika nanti aku sudah tidak ada kamu jangan menangis dihadapanku,walau nanti aku sudah tiada aku kan selalu di hatimu cintamu kan kusimpan dalam liang kubur yang sudah menantiku.”
”Anjani,kamu itu bicara apa?umur itu hanya Allah yang menentukan.”

Akhirnya Anjani dan Putra kembali ke ruangan kita sudah menunggu Putra dan Anjani.
Setelah beberapa hari Akhirnya Anjanipun boleh pulang.Sesamopai di kos – kosan ia dibawa ke kamarnya tetapi,beberapa saat kemudian,Anjani berkta pada Putra
”Putra aku sudah tidak kuat lagi,tolong sampaikan sama ayah dan bunda kalau aku tidak bisa menemani mereka sampai tua.”
”Anjani,kamu tuh ngomong apa?”
”Putra,apakah kamu mencintaiku?”
”Jiwa dan ragaku hanya untukmu An,”
Permintaan terakhir Anjani adalah ia ingin dipeluk oleh Putra mungkin pelukan itu terakhir agar Anjani bisa tenang meninggalkan mereka.
Putra memanggil nama Anjani ternyata Anjani sudah tiada untuk selamanya.Beberapa saat kemudian,Vita memberikan selembar kertas yang berisi puisin dan sebuah diari Anjani Putrapun membaca diary itu dalam diary itu Anjani berpesan,tolong jaga Vita seperti kamu menjagaku.
Akhirnya Putra memenuhi pesan yang ditulis Anjani.Mereka hidup bersama dan semoga Anjani doterima di sisi Allah S.W.T.Amin....



Kesetiaan cinta membuat ,orang lain bahagia walau orang yang cintainya telah tiada

Kamis, 14 Januari 2010

kesenangan

assalamualaikum...............................
Hai teman ternyata tuch punya keluarga yg menyayangi Qt seneng bgt za...........................................